Kelulushidupan dan Pertumbuhan ikan Bawal
Tolok ukur keberhasilan kegiatn budidaya adalah
presentase kelangsungan hidup. Kelangsungan hidup (SR, survival rate dalam %) adalah jumlah ikan yang hidup (Nt, dalam
ekor) setelah dipelihara beberapa waktu dibandingkan dengan jumlah ikan pada
awal pemeliharaan (No, dalam ekor) dan dinyatakan dalam persen (Effendi, 2004).
Faktor yang
mempengaruhi tinggi rendahnya kelulushidupan ikan adalah faktor biotik dan
abiotik. Faktor abiotik antara lain faktor fisika, kimia air suatu perairan
atau sering disebut sebagai kualitas air. Kualitas air dalam media pemeliharaan
akan mempengaruhi kelulushidupan organisme. Kualitas air yang baik akan
menyebabkan proses fisiologi dalam tubuh ikan berjalan dengan baik, sehingga
mendukung kelulushidupan. Faktor abiotik artinya kompetitor, kepadatan
populasi, predasi, parasit umur dan kemampuan organisme menyesuaikan diri
dengan lingkungannya, ketersediaan pakan serta penanganan manusia (Stickney,
1979). Selain itu keadaan stress yang diakibatkan kondisi bersaing untuk
bertahan hidup pada padat penebaran tinggi membuat ikan banyak mengalami
kematian (Puspitasari, 2000).
Pertumbuhan dapat dirumuskan
sebagai pertambahan ukuran panjang atau berat dalam suatu waktu. Pertumbuhan dalam individu adalah pertambahan jaringan akibat dari
pembelahan sel secara mitosis. Hal ini terjadi apabila ada kelebihan input
energi dan asam amino (protein) berasal dari makanan (Effendi, 2002).
Pertumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor ini
dapat digolongkan menjadi 2 bagian yang besar yaitu faktor luar dan dalam.
Faktor-faktor ini ada yang dapat dikontrol dan ada juga yang tidak. Faktor
dalam umumnya adalah faktor yang sukar dikontrol, diantaranya ialah keturunan,
sex, umur, parasit dan penyakit. Faktor luar yang utama mempengaruhi
pertumbuhan adalah makanan dan suhu perairan (Effendi, 2002).
Penyakit dan parasit disebut
faktor luar karena merupakan organisme yang hidup dan berkembang dalam tubuh
ikan sehingga organ tubuhnya terganggu. Bila salah satu bagian tubuh terganggu,
maka terganggu pula aktifitas hidupnya, seperti gerakan, pernapasan ataupun
nafsu makan. Serangan penyakit yang parah dapat menimbulkan kematian (Arie,
2000).